TAPANULI UTARA, sumutrebonnews.com — Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong hilirisasi dan peningkatan nilai tambah komoditas kemenyan sebagai salah satu produk unggulan daerah.
Dalam Rapat Pelaksanaan Riset Kemenyan yang dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan secara daring, Bupati Taput Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, S.Si, M.Si turut hadir dari Desa Banuaji 4, Kecamatan Adiankoting pada (25/5/2025).
Rapat strategis tersebut juga diikuti oleh Kapolres Taput Ernis K. Sitinjak, perwakilan dari Dandim 0210, serta Wakil Bupati Taput Dr. Deni Parlindungan Lumbantoruan, M.Eng yang hadir langsung di Kantor DEN di Jakarta.
Turut serta dalam rapat antara lain perwakilan Kementerian Kehutanan, Bupati Humbang Hasundutan, Danrem 023/KS, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKH), serta Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Dalam sambutan daringnya, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan industri kemenyan nasional berbasis riset ilmiah. “Semua harus ambil peran dan bersinergi. Danrem, Kepala Daerah, Kapolres serta Dandim, mari kita bekerja sama dengan kementerian-kementerian. Saya titip, jangan ada lagi penebangan hutan,” tegasnya.
Luhut menyampaikan bahwa investor sudah disiapkan untuk mendirikan pabrik pengolahan kemenyan, serta mendorong keterlibatan koperasi desa dalam skema produksi dan distribusi komoditas tersebut.
Ia juga menegaskan pentingnya pendekatan berbasis ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas dan harga jual kemenyan.
“Perlu kajian ilmiah agar produksi pohon kemenyan dapat dimaksimalkan. Kita akan fasilitasi para tenaga ahli, sehingga hasil panen petani meningkat dan nilai ekonominya terdongkrak. Kita harus berbasis science dalam bekerja,” ujar Luhut.
Menanggapi arahan tersebut, Bupati Taput JTP Hutabarat menyampaikan data bahwa Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah penghasil kemenyan terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 180 desa yang memiliki sekitar 58 ribu hektar lahan kemenyan.
“Pemkab Taput siap berkoordinasi untuk penguatan produksi dan kualitas kemenyan. Kami berkomitmen menjadikan kemenyan sebagai komoditas unggulan daerah melalui pengembangan industri hilir yang menciptakan nilai tambah nyata bagi petani,” tegas Bupati.
Usai mengikuti rapat daring, Bupati Taput menggelar pertemuan langsung bersama masyarakat dan petani di Desa Banuaji 4. Hadir dalam pertemuan tersebut Asisten Pemerintahan dan Kesra Bahal Simanjuntak, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Marihot Simanjuntak, para pimpinan perangkat daerah, Camat Adiankoting, serta kepala desa dari wilayah sekitar.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati menyampaikan rencana pendirian pabrik pengolahan kemenyan serta penyusunan regulasi terkait mekanisme penyaluran komoditas secara terstruktur. “Harga kemenyan pasti akan meningkat jika komoditas ini dikelola dengan sistem yang baik. Namun kita juga harus menjaga kesinambungan pasokan bahan bakunya,” ujar Bupati.
Ia juga menginstruksikan kepada para kepala desa untuk segera membentuk koperasi dan melakukan pendataan akurat terkait luas, jumlah, dan potensi tanaman kemenyan yang ada di wilayahnya masing-masing. Pemkab Taput juga akan mendorong perluasan area tanam sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan industri pengolahan yang direncanakan.
Bupati turut menegaskan bahwa kearifan lokal seperti tradisi marhottas tetap akan dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya petani kemenyan. “Tradisi ini adalah warisan budaya yang harus kita jaga. Dengan tetap menjunjung nilai-nilai lokal dan berinovasi lewat riset, saya yakin pendapatan petani kemenyan ke depan akan meningkat signifikan,” tutup Bupati JTP Hutabarat.
(gpt/sumutrebornnews.com)